ANDA gemar mengonsumsi minuman soda? Faktanya, konsumsi lebih dari sekaleng soda sehari meningkatkan risiko gout alias encok.
Peneliti melaporkan bahwa konsumsi soda dengan pemanis (fruktosa) secara bermakna dikaitkan dengan gout. Para peneliti mengatakan, partisipan Nurses 'Health Study yang minum satu kaleng soda dengan pemanis per hari, sebanyak 74 persen lebih berisiko gout dibandingkan mereka yang minum kurang dari satu kaleng soda dengan pemanis per bulan.
Sementara, mereka yang minum dua atau lebih kaleng per hari, sebanyak 97 persen lebih mungkin mengembangkan insiden gout daripada mereka yang mengonsumsi kurang dari satu kaleng per bulan.
Gout atau kita biasa menyebut encok adalah kondisi peradangan yang disebabkan oleh peningkatan kadar asam urat dalam darah yang terendap pada sendi.
"Risiko ini bahkan lebih tinggi di antara partisipan yang melaporkan minum dua atau lebih soda dengan manis per hari,“ kata Dr Hyon Choi dari Boston University pada pertemuan tahunan American College of Rheumatology's, seperti dilansir dari abcnews, Minggu (14/11/2010).
Risiko gout tidak terbatas pada minuman ringan, karena jus jeruk tampaknya juga menjadi faktor risiko untuk insiden gout.
"Dokter harus menyadari potensi efek minuman ini terhadap risiko gout," tulis Choi dan rekannya dalam artikel online di Journal of American Medical Association.
Mereka mencatat bahwa walaupun gout telah menjadi penyakit yang didominasi pria, ternyata risiko ini juga menyerang wanita, terutama mereka yang berusia di atas 70 tahun.
Proses penelitian
The Nurses 'Health Study merupakan studi keberlanjutan yang luas dengan memfokuskan penelitian pada kesehatan wanita, khususnya memeriksa peran diet dalam gout pada wanita.
Selama studi sejak 1984, para partisipan diminta mengisi kuesioner rinci tentang diet dan faktor gaya hidup lainnya. Kemudian, 22 tahun berikutnya, tepatnya pada 2006, penelitian ditindaklanjuti.
Choi dan para kolega mengamati hubungan antara konsumsi minuman pemanis dengan insiden asam urat pada sekira 79.000 partisipan. Hasilnya, selama penelitian, 778 wanita didiagnosis gout.
Korelasi antara konsumsi soda dan insiden asam urat turut menimbang faktor diet lain yang dipercaya berkontribusi pada gout, seperti usia, status menopause, indeks massa tubuh, riwayat hipertensi, penggunaan diuretik, dan terapi hormon.
Jus jeruk berisiko sama
Hubungan yang lebih kuat untuk risiko gout terlihat pada konsumsi jus jeruk dengan pemanis (dalam kemasan). Wanita yang mengatakan mereka minum sekali sehari berisiko 41 persen lebih tinggi untuk gout, meningkat jadi 142 persen jika konsumsi dua kali sehari. Namun, jus buah lainnya tidak menunjukkan hubungan yang signifikan.
Choi dan rekan juga memeriksa risiko gout berkaitan dengan konsumsi fruktosa dari kelompok studi lainnya, yakni pengelompokkan berdasarkan indeks massa tubuh, konsumsi alkohol, dan asupan susu rendah lemak.
Hasilnya, mereka yang mengasup susu rendah lemak tidak mengembangkan risiko gout seperti mereka yang mengonsumsi fruktosa. Tapi pada wanita dengan BMI 30 atau lebih dan mereka yang minum alkohol, efek fruktosa pada risiko gout muncul semakin kuat.
“Fruktosa, tidak seperti gula-gula lain, karena mampu meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Akan bijaksana bagi wanita dengan gout atau hyperuricemia untuk menjauh dari minuman dengan pemanis (fruktosa),” tegas Choi dan koleganya.
Peneliti melaporkan bahwa konsumsi soda dengan pemanis (fruktosa) secara bermakna dikaitkan dengan gout. Para peneliti mengatakan, partisipan Nurses 'Health Study yang minum satu kaleng soda dengan pemanis per hari, sebanyak 74 persen lebih berisiko gout dibandingkan mereka yang minum kurang dari satu kaleng soda dengan pemanis per bulan.
Sementara, mereka yang minum dua atau lebih kaleng per hari, sebanyak 97 persen lebih mungkin mengembangkan insiden gout daripada mereka yang mengonsumsi kurang dari satu kaleng per bulan.
Gout atau kita biasa menyebut encok adalah kondisi peradangan yang disebabkan oleh peningkatan kadar asam urat dalam darah yang terendap pada sendi.
"Risiko ini bahkan lebih tinggi di antara partisipan yang melaporkan minum dua atau lebih soda dengan manis per hari,“ kata Dr Hyon Choi dari Boston University pada pertemuan tahunan American College of Rheumatology's, seperti dilansir dari abcnews, Minggu (14/11/2010).
Risiko gout tidak terbatas pada minuman ringan, karena jus jeruk tampaknya juga menjadi faktor risiko untuk insiden gout.
"Dokter harus menyadari potensi efek minuman ini terhadap risiko gout," tulis Choi dan rekannya dalam artikel online di Journal of American Medical Association.
Mereka mencatat bahwa walaupun gout telah menjadi penyakit yang didominasi pria, ternyata risiko ini juga menyerang wanita, terutama mereka yang berusia di atas 70 tahun.
Proses penelitian
The Nurses 'Health Study merupakan studi keberlanjutan yang luas dengan memfokuskan penelitian pada kesehatan wanita, khususnya memeriksa peran diet dalam gout pada wanita.
Selama studi sejak 1984, para partisipan diminta mengisi kuesioner rinci tentang diet dan faktor gaya hidup lainnya. Kemudian, 22 tahun berikutnya, tepatnya pada 2006, penelitian ditindaklanjuti.
Choi dan para kolega mengamati hubungan antara konsumsi minuman pemanis dengan insiden asam urat pada sekira 79.000 partisipan. Hasilnya, selama penelitian, 778 wanita didiagnosis gout.
Korelasi antara konsumsi soda dan insiden asam urat turut menimbang faktor diet lain yang dipercaya berkontribusi pada gout, seperti usia, status menopause, indeks massa tubuh, riwayat hipertensi, penggunaan diuretik, dan terapi hormon.
Jus jeruk berisiko sama
Hubungan yang lebih kuat untuk risiko gout terlihat pada konsumsi jus jeruk dengan pemanis (dalam kemasan). Wanita yang mengatakan mereka minum sekali sehari berisiko 41 persen lebih tinggi untuk gout, meningkat jadi 142 persen jika konsumsi dua kali sehari. Namun, jus buah lainnya tidak menunjukkan hubungan yang signifikan.
Choi dan rekan juga memeriksa risiko gout berkaitan dengan konsumsi fruktosa dari kelompok studi lainnya, yakni pengelompokkan berdasarkan indeks massa tubuh, konsumsi alkohol, dan asupan susu rendah lemak.
Hasilnya, mereka yang mengasup susu rendah lemak tidak mengembangkan risiko gout seperti mereka yang mengonsumsi fruktosa. Tapi pada wanita dengan BMI 30 atau lebih dan mereka yang minum alkohol, efek fruktosa pada risiko gout muncul semakin kuat.
“Fruktosa, tidak seperti gula-gula lain, karena mampu meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Akan bijaksana bagi wanita dengan gout atau hyperuricemia untuk menjauh dari minuman dengan pemanis (fruktosa),” tegas Choi dan koleganya.
Sumber : Okezone.com [*]
0 komentar:
Posting Komentar