Manfaat sunat pada pria makin bertambah lagi. Selain bisa mengurangi risiko tertular HIV melalui hubungan seks heteroseksual, pria yang disunat juga jauh dari risiko terkena virus human pappiloma virus (HPV) yang menjadi penyebab penyakit kelamin.
HPV adalah virus yang sangat umum dan terdiri lebih dari 100 strain yang sebagian besar menyebabkan kutil kelamin (genital warts). Infeksi beberapa jenis HPV yang menetap dapat menyebabkan kanker.
HPV juga adalah penyebab utama kanker serviks pada perempuan dan juga kanker penis serta kanker dubur. Sedangkan sistem kekebalan tubuh yang baik dapat membersihkan infeksi ini pada beberapa orang.
"Orang yang terinfeksi HIV seringkali juga menderita infeksi HPV dan karena sistem kekebalan tubuhnya rendah menjadi sangat rentan mengembangkan HPV yang terkait dengan kanker," ujar Prof Dr Ronald H. Gray dari Johns Hopkins University School of Public Health di Baltimore, seperti dikutip dari Reuters, Senin (19/4/2010).
Studi terkini yang dilaporkan dalam Journal of Infectious Diseases, menemukan bahwa sunat dapat menurunkan tingkat infeksi HPV penyebab kanker sebesar 33 persen pada laki-laki yang HIV-negatif dan sebesar 23 persen pada laki-laki yang HIV-positif. Hasil ini setelah masing-masing dibandingkan dengan laki-laki yang tidak disunat.
Penelitian ini melibatkan 210 laki-laki yang HIV-positif dan 840 laki-laki yang HIV-negatif dengan usia antara 15-49 tahun. Selain dapat mengurangi risiko infeksi HPV, sunat juga bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang membuat seseorang terhindar dari infeksi.
"Masalah HPV dan kanker yang terkait dengan HPV memang cukup berat di wilayah sub-Saharan Afrika, tapi kemungkinan sunat bisa memiliki manfaat dalam hal mencegah kanker pada laki-laki maupun perempuan," ujar Dr Gray yang juga menjadi peneliti senior dalam studi Uganda.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah merekomendasikan sunat sebagai salah satu cara untuk menekan risiko HIV pada laki-laki. Selain itu di negara-negara yang memiliki kasus HIV tinggi, rekomendasi sunat tidak bisa dibantah kecuali karena ada alasan medis.
"Penurunan prevalensi HPV yang terkait dengan pelaksanaan sunat adalah signifikan namun sederhana," ujar Drs Raphael V. Viscidi dan Keerti V. Shah yang juga dari Johns Hopkins University.
Sunat diperkirakan mengurangi transmisi heteroseksual terhadap HIV dan penyakit seksual lainnya termasuk HPV yang dapat menyebabkan kutil kelamin melalui beberapa mekanisme.
Salah satunya adalah dengan mengurangi jumlah jaringan mukosa yang terkena saat melakukan hubungan seks, hal ini membuat akses virus masuk ke dalam tubuh target menjadi terbatas. Kulit menebal yang terbentuk di sekitar luka sunat bisa membantu menghambat masuknya virus ke dalam tubuh.
[*]
HPV adalah virus yang sangat umum dan terdiri lebih dari 100 strain yang sebagian besar menyebabkan kutil kelamin (genital warts). Infeksi beberapa jenis HPV yang menetap dapat menyebabkan kanker.
HPV juga adalah penyebab utama kanker serviks pada perempuan dan juga kanker penis serta kanker dubur. Sedangkan sistem kekebalan tubuh yang baik dapat membersihkan infeksi ini pada beberapa orang.
"Orang yang terinfeksi HIV seringkali juga menderita infeksi HPV dan karena sistem kekebalan tubuhnya rendah menjadi sangat rentan mengembangkan HPV yang terkait dengan kanker," ujar Prof Dr Ronald H. Gray dari Johns Hopkins University School of Public Health di Baltimore, seperti dikutip dari Reuters, Senin (19/4/2010).
Studi terkini yang dilaporkan dalam Journal of Infectious Diseases, menemukan bahwa sunat dapat menurunkan tingkat infeksi HPV penyebab kanker sebesar 33 persen pada laki-laki yang HIV-negatif dan sebesar 23 persen pada laki-laki yang HIV-positif. Hasil ini setelah masing-masing dibandingkan dengan laki-laki yang tidak disunat.
Penelitian ini melibatkan 210 laki-laki yang HIV-positif dan 840 laki-laki yang HIV-negatif dengan usia antara 15-49 tahun. Selain dapat mengurangi risiko infeksi HPV, sunat juga bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang membuat seseorang terhindar dari infeksi.
"Masalah HPV dan kanker yang terkait dengan HPV memang cukup berat di wilayah sub-Saharan Afrika, tapi kemungkinan sunat bisa memiliki manfaat dalam hal mencegah kanker pada laki-laki maupun perempuan," ujar Dr Gray yang juga menjadi peneliti senior dalam studi Uganda.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah merekomendasikan sunat sebagai salah satu cara untuk menekan risiko HIV pada laki-laki. Selain itu di negara-negara yang memiliki kasus HIV tinggi, rekomendasi sunat tidak bisa dibantah kecuali karena ada alasan medis.
"Penurunan prevalensi HPV yang terkait dengan pelaksanaan sunat adalah signifikan namun sederhana," ujar Drs Raphael V. Viscidi dan Keerti V. Shah yang juga dari Johns Hopkins University.
Sunat diperkirakan mengurangi transmisi heteroseksual terhadap HIV dan penyakit seksual lainnya termasuk HPV yang dapat menyebabkan kutil kelamin melalui beberapa mekanisme.
Salah satunya adalah dengan mengurangi jumlah jaringan mukosa yang terkena saat melakukan hubungan seks, hal ini membuat akses virus masuk ke dalam tubuh target menjadi terbatas. Kulit menebal yang terbentuk di sekitar luka sunat bisa membantu menghambat masuknya virus ke dalam tubuh.
0 komentar:
Posting Komentar